Waktu kecil di Singkut, betapa sering kulihat kenyataan bahwa kalah itu memalukan, merugikan, menyakitkan, pantangan… Siapa kalah berarti gagal dan jatuh.
Orang kalah kemudian tersingkir itu wajar. Menang atau kalah hanya status kok. Secara status bisa jadi kamu pemenangnya. Tetapi bagaimana dengan proses sebelum dan sesudah menang itu? Apakah benar-benar menang? Hanya kejujuran hati saja yang bisa menjawab.

Kalah berkali-kali itu baik, jauh lebih baik daripada kalah cuma sekali, karena kalau tidak pernah kalah, kita tidak akan tahu cara-cara untuk bisa menang.

orang yang benar-benar kalah adalah mereka yang terpuruk dan malas, enggan, serta tidak segera bangkit setelah kalah.

Kekalahan itu seperti obor yang menunjukkan jalan ke arah kemenangan, percaya wis! Dengan kalah, kita mengukur diri kita sendiri, mungkin belum sebaik yang kita kira selama ini. Membuat kita mengaca. Kita malah bisa belajar, apa yang salah? Kita akan menyadari, masih banyak yang harus dikejar.

Tak ada salahnya kita kecewa, tapi boleh kecewa bukan berarti boleh putus asa! Terima kenyataan itu! Cari tahu letak salahnya! Jangan terpuruk, bangkit! Sadari bahwa itu semua bagian dari skenario Illahi! Terus belajar!

berjuang untuk menang, bersiap untuk kalah.